Pernah mendengar nama Masjid Al Aqsa di kota Kudus? Mungkin sedikit yang pernah mendengarnya. Tapi jika pertanyaan dirubah, pernah mendengar nama Masjid Menara Kudus? Aku yakin kali ini cukup banyak yang akan mengacungkan jarinya. Padahal sejatinya Masjid Al Aqsa Kudus dan Masjid Menara Kudus adalah nama dari masjid yang sama, hanya saja memang nama Masjid Menara Kudus lebih populer.
Long weekend bulan yang lalu, kami berkesempatan untuk berkunjung ke Masjid yang penuh dengan nilai sejarah ini, kala bersilaturahmi ke rumah saudara di Kudus. Konon berkunjung ke Kudus kurang lengkap kalau belum mampir ke Masjid Menara Kudus.
Masjid Menara Kudus ini adalah salah satu masjid tertua di pulau Jawa dan merupakah salah satu masjid yang mempunyai peranan penting dalam penyebaran islam di pulau jawa. Didirikan pada abad 16 Masehi, tepatnya tahun 1549 oleh Jafar Sodhiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus (kompasiana). Lokasi Masjid Menara Kudus ini tidak jauh dari pusat kota kudus dan relatif sangat mudah menemukannya. Hanya berjarak kurang dari 1 km sebelah barat alun-alun kota Kudus.
Bagian paling menarik dari Masjid Kudus tentu saja menaranya yang terbuat dari batu bata merah dan sekilas mirip dengan candi hindu (candi-candi peninggalan kerajaan majapahit di trowulan). Bagi yang belum pernah melihat Menara ini sebelumnya, pasti tidak menyangka bahwa itu adalah menara masjid. Banyak sekali perdebatan apakah menara tersebut adalah peninggalan kerajaan hindu yang sengaja dilestarikan oleh Sunan Kudus, atau memang dibangun sendiri oleh Sunan Kudus.
Yang pasti, kala Sunan Kudus datang ke pulau Jawa, tepatnya di kota kudus, masyarakatnya saat itu banyak yang memeluk agama Hindu. Tapi, meski mempunyai bentuk yang mirip candi hindu, tidak ditemukan arca ataupun ukiran yang merupakan ciri khas candi. Dinding menara justru dihiasai aneka piring cantik, yang konon berasal dari negeri China. Sebuah karya seni masjid yang sangat unik dan bercita rasa tinggi.
Dibelakang Masjid, terdapat makam Sunan Kudus yang selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah setiap harinya. Dan kala kami berkunjung ke Masjid Menara Kudus pagi itu, suasana juga sudah sangat ramai dan padat. Untuk bisa mengabadikan foto masjid yang sangat artistik ini, aku harus berdesak-desakan dengan para peziarah yang terus menerus mengalir berdatangan. Kala beberapa saat suasana agak sepi, eh aku harus bersaing dengan para fotografer wisata yang tengah berburu rejeki.
Beberapa kali kami ditegur mereka untuk minggir karena dianggap merusak pemandangan masjid yang akan digunakan sebagai background foto para pelanggan mareka. Kami pun cuma bisa minta maaf sambil meringis, he he he. Ya bagaimanapun juga, memotret adalah sumber pencaharian buat mereka, jadi kami harus maklum.
Pulang dari Masjid, jangan lupa untuk membeli jenang, yang merupakan oleh-oleh khas kota Kudus. Sempatkan juga untuk menicicipi sedapnya kuliner khas kota kudus, yakni Soto Kudus dan Garang Asem. Dijamin, pulang dari kudus, berat badan akan bertambah.wongkentir.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon