Ke Danau Toba, belum lengkap kalau tidak mampir ke Samosir. Pulau berhawa sejuk yang terletak di tengah-tengah danau terluas Asia Tenggara tersebut memiliki adat Batak yang kental dan kuliner berbahan dasar ikan danau yang menggoyang lidah. Pengen liburan ke Samosir? Pastikan kamu tahu wisata-wisata seru yang bisa kamu nikmati di sana.
Sigale-gale
Awalnya tampil di upacara pemakaman, sekarang boneka menari sigale-gale lebih sering ditampilkan untuk hiburan wisata. Di Pulau Samosir, ada dua tempat yang bisa dipilih untuk melihat pertunjukkan sigale-gale, yakni Huta Bolon dan Huta Simanindo.
Boneka ini terbuat dari kayu beringin, yang diukir dan dihias lagi dengan kostum tradisional seperti turban merah, kemeja hitam longgar, dan sarung biru. Sigale-gale lalu ditancapkan pada sebuah kotak kayu panjang, yang mengatur gerakan boneka supaya tampak menari mengikuti musik yang mengalun.
Sejarah sigale-gale tidak lepas dari cerita tentang kesedihan Raja Harahap yang kehilangan putra kesayangannya, Manggale. Ia tewas saat kerajaan tersebut berperang guna memperluas wilayah. Untuk mengobati dukanya, rakyat membuat patung yang menyerupai Manggale. Saat raja rindu dengan anaknya, ia akan menggelar pesta tari sigale-gale. Raja Harahap memanggil dukun untuk membuat sigale-gale bergerak. Tujuh hari lamanya, boneka tersebut terus menari diiringi musik tradisional togading. Setelah boneka tersebut berhenti menari, boneka tersebut dipasangi tali supaya bisa bergerak secara mekanis.
Rumah Bolon
Pulau Samosir diyakini sebagai daerah asal dari etnik Batak Toba. Untuk melihat rumah adat Batak Toba, wisatawan bisa berkunjung ke Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Samosir, Sumatra Utara. Di tempat ini, kamu bisa melihat rumah adat yang kondisinya masih terjaga dengan baik. Rumah tradisional yang disebut Rumah Bolon tersebut berbentuk rumah panggung dengan konstruksi kayu tanpa paku. Ciri lain, atapnya terbuat dari serat nira, kemudian atap belakangnya lebih tinggi dari atap depan.
Makam Tua Raja Sidabutar
Salah satu daya tarik lain dari Pulau Samosir adalah Makam Tua Raja Sidabutar di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo. Makam tersebut dipahat dari batu utuh, tanpa sambungan, dan menjadi peristirahatan terakhir Raja Sidabutar – penguasa Tomok, beberapa abad yang lalu.
Di makam tersebut, terdapat simbol-simbol raja, permaisuri, dan panglimanya. Ukiran kepala yang besar menyimbolkan sang raja, sedangkan ukuran kepala di ujung yang lain adalah simbol dari permaisurinya, Boru Damanik.
Dikisahkan bahwa Raja Sidabutar adalah raja sakti yang kekuatannya terhubung dengan rambut panjangnya yang gimbal. Lambang gajah yang mengapit dasar makam tersebut mewakili kisah tentang mahar yang ia bayarkan saat meminang Boru Damanik. Ketika itu, Raja Sidabutar diperintahkan untuk memberi mahar berupa gajah, hewan yang sulit didapat. Ia akhirnya mendapat gajah dari daerah lain, yakni Lampung dan Aceh.
Perajin Ulos
Komunitas tenun ulos Samosir terdapat di Desa Lumban Suhi-Suhi, Kecamatan Pangururan, Samosir. Lokasinya berjarak sekitar 4 kilometer dari Kota Pangururan. Di tempat ini, kamu bisa melihat langsung cara pengerjaan tenun ulos. Sehelai kain ulos dikerjakan selama sepekan. Kamu juga bisa beli ulos untuk oleh-oleh, harganya antara Rp 300.000 dan Rp 500.000, sesuai motif dan tingkat kesulitan.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon