FRAKSI RAKYAT – Mina menjadi salah satu titik penting dan penuh tantangan dalam puncak ibadah haji atau yang dikenal sebagai fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Setelah jemaah selesai menjalani wukuf di Arafah, kemudian mabit (bermalam) di Muzdalifah, perjalanan mereka berlanjut ke Mina.
Di Mina, jemaah akan melaksanakan mabit dan ritual utama, yaitu melontar jumrah. Menjelang wukuf Kamis (5/6), Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar turun langsung ke lapangan, Senin (2/6), untuk mengecek kesiapan di Mina.
“Kalau wukuf di Arafah itu transit, disinilah (Mina) ujian fisik sesungguhnya,” ujar Nasaruddin. Menurutnya, seluruh persiapan logistik dan infrastruktur untuk jemaah haji Indonesia di Mina, mulai dari tenda, kasur, hingga jalur akses sudah mencapai 100 persen.
Namun, tantangan terbesar bukan lagi pada sarana, melainkan stamina jemaah. “Bisa tidak kuat kalau terlalu banyak keliling (area Mina). Harus saving energy di sini,” pesannya.
Ia mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri mengejar amalan sunah sampai mengorbankan yang wajib. Terlebih, bagi mereka yang ditempatkan di Mina Jadid, jarak menuju lokasi melontar jumrah bisa mencapai 7 kilometer sekali jalan, atau sekitar 14 kilometer pulang-pergi.
Jemaah akan berjalan melewati terowongan Mina yang legendaris, lalu melaksanakan ritual melontar jumrah di Jamarat. Ada tiga jumrah yang harus dilontar: Ula, Wusto, dan Aqabah.
Semua dilakukan dalam suasana padat, panas, dan penuh tantangan fisik. Selain itu, jemaah juga wajib melakukan mabit atau bermalam di Mina, sebuah hal wajib yang tak boleh ditinggalkan.
“Kami sudah minta kepada pihak Arab Saudi agar jemaah Indonesia jangan ditempatkan terlalu jauh,” ungkap Nasaruddin.
Ia menyebut bahwa koordinasi terus dilakukan agar penempatan tenda jemaah Indonesia berada dalam jarak yang wajar.
Untuk mengantisipasi kelelahan, pemerintah sudah menyiapkan dukungan, termasuk bantuan kursi roda. Meski harus diingat bahwa di area Jamarat, penggunaan kursi roda dilarang karena faktor keamanan dan arus pergerakan massa.
Menag juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Arab Saudi yang telah membangun infrastruktur baru yang lebih aman dan manusiawi. Jalur pejalan kaki diperlebar, bangunan di Jamarat diperkuat, dan fasilitas umum diperbaiki.
“Armuzna sudah 100 persen siap. Tenda-tenda, kasur, semua sudah siap. Tinggal jemaah menyiapkan diri,” tegasnya.
Petunjuk teknis bagi jamaah dari Indonesia telah dibuat secara rinci, mencakup waktu keberangkatan menuju Arafah, kemudian lanjut ke Muzdalifah, dan selanjutnya ke Mina.
Nasaruddin menyatakan bahwa kesuksesan dalam melaksanakan ibadah haji sangat tergantung pada disiplin jemaah untuk mematuhi instruksi yang diberikan oleh petugas.
"Ingatlah, ini bukan hanya perjalanan spiritual yang istimewa, tetapi juga fisik. Siapkan pikiran Anda, persiapkan jasmanianya, dan patuhi instruksi dari staf," tegasnya.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon